INFORMASI TERKINI

Saturday, 23 May 2015

Wanita mimpi basah, apakah perlu mandi wajib?


Tanya Ustadz, Apakah kalo wanita mimpi harus mandi wajib.?
Dari Mega via Tanya Ustadz for Android
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Pertanyaan semacam ini pernah disampaikan seorang sahabat wanita kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, beliau menceritakan,
Ummu Sulaim (ibunya Anas bin Malik), pernah menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk bertanya,
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَحْيِي مِنَ الحَقِّ، فَهَلْ عَلَى المَرْأَةِ مِنْ غُسْلٍ إِذَا احْتَلَمَتْ؟
Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu dalam menjelaskan kebenaran. Apakah wanita wajib mandi junub ketika dia bermimpi?
Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
نَعَمْ، إِذَا رَأَتِ المَاءَ
”Ya, apabila dia melihat air mani.”
Mendengar dialog ini, Ummu Salamah tersenyum dan keheranan, “Apa wanita juga mimpi basah?” kemudian direspon oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
نَعَمْ، تَرِبَتْ يَمِينُكِ، فَبِمَ يُشْبِهُهَا وَلَدُهَا
“Ya jelas, lalu ada dari mana ada kemiripan anaknya.” (HR. Bukhari 3328 & Muslim 313).
Berdasarkan hadis di atas, orang yang mengalami mimpi basah ada dua keadaan:
Pertama, dia melihat ada bekas air mani. Selema orang yang bangun tidur melihat bekas air mani, dia wajib mandi besar, sekalipun dia tidak ingat mimpinya.
Kedua, dia tidak melihat bekas air mani, artinya tidak ada yang keluar. Dalam kondisi ini, dia tidak wajib mandi, sekalipun dia ingat betul ketika tidur dia mimpi melakukan hubungan badan.
Beberapa pelajaran lain dari hadis,
1. Keutamaan wanita anshar. Mereka tidak malu bertanya tentang masalah agama, meskipun menurut sebagian orang itu memalukan. Pujian ini pernah diberikan oleh Ai’syah kepada mereka,
نِعْمَ النِّسَاءُ نِسَاءُ الأَنْصَارِ لَمْ يَمْنَعْهُنَّ الحَيَاءُ أَنْ يَتَفَقَّهْنَ فِي الدِّينِ
“Sebaik-baik wanita adalah wanita anshar. Rasa malu tidak menghalangi mereka untuk belajar agama.” (HR. Bukhari secara muallaq, dan Ibnu Majah secara bersanad dalam sunannya no. 642).
Umumnya orang yang malu tidak mau belajar, sebagaimana orang yang sombong. Orang pemalu yang tercela akan merasa malu ketika dia tidak bisa, malu karena harus belajar agama kepada yang lebih rendah pangkatnya. Imam Mujahid (murid Ibnu Abbas) mengatakan,
لاَ يَتَعَلَّمُ العِلْمَ مُسْتَحْيٍ وَلاَ مُسْتَكْبِرٌ
Tidak akan mau belajar, orang pemalu dan orang yang sombong. (HR. Bukhari secara muallaq)
2. Allah tidak malu dalam menjelaskan kebenaran, sekalipun manusia menganggapnya itu masalah yang remeh. Allah tegaskan hal ini dalam al-Quran ketika Dia menjelaskan adab bertamu,
فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَانْتَشِرُوا وَلَا مُسْتَأْنِسِينَ لِحَدِيثٍ إِنَّ ذَلِكُمْ كَانَ يُؤْذِي النَّبِيَّ فَيَسْتَحْيِي مِنْكُمْ وَاللَّهُ لَا يَسْتَحْيِي مِنَ الْحَقِّ
Bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) kebenaran. (QS. Al-Ahzab: 53).
3. Bahwa wanita juga mengalami mimpi basah sebagaimana laki-laki. Karena wanita juga memiliki air mani, hanya saja cirinya berbeda dengan air mani lelaki. Keterangan selengkapnya bisa dipelajari di: Air Mani Wanita
4. Hukum wajibnya mandi besar dikaitkan dengan ada dan tidaknya air mani yang keluar. Bukan mimpinya. Karena mimpi tidak memberikan pengaruh hukum. Sedangkan yang memberikan pengaruh hukum adalah keluarnya mani.
5. Keberadaan air mani pada lelaki dan wanita, menentukan kemiripan pada anak.
Allahu a’lam.
Dijawab oleh ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)

0 comments:

Post a Comment